Konsep Nilai Uang Terhadap Waktu
3. Konsep Nilai Uang Terhadap Waktu
3.1.
Pertimbangan Pengembalian Terhadap Modal
Pengaruh waktu terhadap nilai uang di masa
yang akan datang menyangkut penanaman dana ke dalam suatu investasi baik
investasi jangka pendek maupun jangka panjang.berdasarkan pengaruh waktu nilai
uang akan berubah pada masa yang akan datang kalau jumlahnya sama,hal ini
disebabkan karena perkembangan perekonomian dimana masyarakat semakin tahu arti
perkembangan perekonomian dan bagaimana dampaknya terhadap harga-harga secara
umum. Kalau dalam perekonomian suatu negara dimana harga-harga cenderung naik,
maka hal ini berarti bahwa dengan jumlah uang yang sama jika digunakan pada
waktu satu tahun setelah diterima uang tersebut maka nilainya akan turun.
3.2.
Asal Mula Bunga
Menurut Hubbard ( 1997
) dalam Laksmono ( 2001), Bunga Adalah Biaya yang harus di bayarBorrower
Menurut Kem dan Guttman (1992) seperti di uraikan Laksmono ( 2001 ) menganggap Suku Bunga merupakan sebuah harga dan sebagai mana harga lainnya maka tingkat Suku Bunga, yaitu :
1). SUKU BUNGA NOMINAL
Yaitu Suku Bunga yang dapat di amati di pasaran.
2). SUKU BUNGA RIIL
Yaitu suku Bunga yang secara konsep di ukur tingkat pengembaliannya setelah dikurangi inflansi.
3). SUKU BUNGA JANGKA PENDEK
Yaitu Suku Bunga yang jatuh tempo ( Maturity ) satu tahun atau kurang.
4). SUKU BUNGA JANGKA PANJANG
Yaitu Suku Bunga yang jatuh tempo ( Maturitty ) lebih dari satu tahun.
Menurut Kem dan Guttman (1992) seperti di uraikan Laksmono ( 2001 ) menganggap Suku Bunga merupakan sebuah harga dan sebagai mana harga lainnya maka tingkat Suku Bunga, yaitu :
1). SUKU BUNGA NOMINAL
Yaitu Suku Bunga yang dapat di amati di pasaran.
2). SUKU BUNGA RIIL
Yaitu suku Bunga yang secara konsep di ukur tingkat pengembaliannya setelah dikurangi inflansi.
3). SUKU BUNGA JANGKA PENDEK
Yaitu Suku Bunga yang jatuh tempo ( Maturity ) satu tahun atau kurang.
4). SUKU BUNGA JANGKA PANJANG
Yaitu Suku Bunga yang jatuh tempo ( Maturitty ) lebih dari satu tahun.
3.3.
Bunga Sederhana
Apabila total bunga yang
diperoleh berbanding linear dengan besarnya pinjaman awal/pokok pijaman,
tingklat suku buanga dan lama periode pinjaman yang disepakati, maka tingkat
suku bunga tersebut dinamakan tingkat suku bunga sederhana ( simple interest
rate ). Bunga sederhana jarang digunakan dalam praktik komersial modern.
Total bunga yang diperoleh dapat dihitung dengan
rumus :
I = P.i.n
Di mana :
I = Total bunga tunggal
P = Pinjaman awal
i = Tingkat suku
bunga
n = Periode pinjaman.
Jika pinjaman awal P, dan tingkat suku bunga, I, adalah
suatu nilai yang tetap, maka besarnya bunga tahunan yang diperoleh adalah
konstan. Oleh karena itu, total pembayaran pinjaman yang harus dilakukan pada
akhir periode pinjaman F, sebesar :
F = P + I
3.4.
Bunga Majemuk (compound interest)
Apabila bunga yang diperoleh setiap periode yang
didasarkan pada pinjaman pokok ditambah dengan setiap beban bunga yang
terakumulasi sampai dengan awal periode tersebut, maka bunga itu disebut bunga
majemuk. Bunga majemuk lebih sering digunakan dalam praktik komersial
modern. Perbedaan yang terjadi disebabkan oleh pengaruh pemajemukkan
(compounding). Perhitungan bunganya dilakukan berdasarkan pinjaman pokok dan
bunga yang dihasilkan pada periode sebelumnya. Perbedaan tersebut akan semakin
besar bila jumlah uang semakin sebesar,atau periode lebih lama.
3.5. Konsep
Keekuivalenan
Ekuivalensi berarti semua cara pembayaran yang
memiliki daya tarik yang sama bagi peminjam. Meskipun total pembayaran
kembali uang pinjaman berbeda menurut caranya, tetapi bisa ekuivalensi
satu sama lain merupakan konsep yang penting dalam ekonomi teknik.
Ekuivalensi tergantung pada :
Tingkat suku bunga
Jumlah uang yang terlibat
Waktu menerima dan / atau pengeluaran uang.
Sifat yang berkaitan dengan pembayaran bunga
terhadap modal yang ditanamkan dan modal awal yang diperoleh kembali.
Jika tingkat suku bunga
konstan pada 10% untuk cara pembayaran apapun, maka semua cara pembayaran
tersebut ekuivalen. Seseorang bisa secara bebas meminjam dan meminjamkan pada
tingkat suku bunga 10%. Tidak ada bedanya pada pokok pinjaman dibayarkan dalam
umur pinjaman atau baru dibayar kembali pada akhir tahun ke-4
Cara untuk melihat mengapa semua cara pembayaran itu dikatakan ekuivalen pada
tingkat suku bunga 10% adalah membandingkan total bunga pinjaman yang
dibayarkan dengan total pinjaman selama 4 tahun, seperti ditunjukkan pada table
berikut :
Tabel. M-02.7
Total Bunga Pinjaman yang Dibayarkan
|
Total Pinjaman Selama
Empat Tahun
|
Perbandinga Total Bunga terhadap Total Pinjaman
|
|
Cara I
|
250,00
|
2.500,00
|
0,10
|
Cara II
|
400,00
|
4.000,00
|
0,10
|
Cara III
|
261,88
|
2.618,84
|
0,10
|
Cara IV
|
464,10
|
4.641,00
|
0,10
|
Dengan suatu tingkat suku
bunga yang sama, dapat dikatakan bahwa setiap cara pembayaran di masa yang akan
datang yang akan melunasi sejumlah uang yang dipinjam saat ini adalah ekuivalen
satu sama lain. Ekuivalensi terjadi bila total bunga pinjaman yang dibayarkan
dibagi total pinjaman menghasilkan jumlah yang sama pada cara pembayaran mana
saja.
3.6.
Notasi dan Diagram/ Tabel Arus Kas
Arus kas (cash flow)
adalah aliran nilai atau dana moneter (dollar) yang digunakan sebagai biaya
(inputs) untuk menghasilkan keutungan (output). Arus kas (cash flow) tersebut
dihasilkan dari sebuah proyek investasi. Cara termudah untuk pendekatan
masalah-masalah dalam analisis ekonomi adalah menggambar sebuah gambar atau
diagram yang harus menunjukkan 3 hal, yaitu:
Interval waktu yang dibagi ke dalam jumlah yang
sesuai dari periode yang sama
Semua arus pengeluaran kas (deposito, pengeluaran,
dll) dalam masing-masing periode
Semua arus pemasukan kas masuk (penarikan,
pendapatan, dll) pada setiap periode
Untuk menyederhanakan
subjek pada analisis ekonomi, ada beberapa simbol-simbol (notasi) yang
diperkenalkan untuk mewakili macam-macam arus kas dan faktor-faktor bunga.
Berikut ini adalah simbol-simbol yang digunakan:
P = nilai atau jumlah mata uang pada waktu sekarang ($)
F = nilai atau jumlah mata uang pada waktu yang akan datang ($)
N = jumlah dari periode bunga
i = tingkat suku bunga per periode (%)
P = nilai atau jumlah mata uang pada waktu sekarang ($)
F = nilai atau jumlah mata uang pada waktu yang akan datang ($)
N = jumlah dari periode bunga
i = tingkat suku bunga per periode (%)
3.7.
Tidak diketahui nilai awal, diketahui nilai akan datang
Jika (1 + i)n dipindahkan ke ruas kanan diperoleh
:
P = F (1+i)-n
(4)
P = Ekuivalen masa sekarang
F = Ekuivalen masa akan datang
i = Tingkat Bunga per Periode
Bentuk (1 + I)-n disebut Single
Payment Present Worth Factor (faktor nilai saat ini pembayaran tunggal), dan
dapat ditulis dengan simbol fungsional (P/F,i,n) Besarnya (P/F,i,n) untuk
berbagai i dan n dapat dilihat pada tabel bunga.
Simbol fungsional tersebut
dibaca “cari P di mana F diketahui pada bunga i per periode bunga untuk n
periode bunga.” Perhatikan bahwa urutan dari P dan F dalam P/F adalah sama
seperti dalam bagian awal dari persamaan 4, di mana besaran yang tidak
diketahui, P, ditempatkan pada sisi sebelah kiri dari persamaan sedangkan
besaran yang diketahui F ditempatkan disebelah kanan persamaan.
3.9.
Tidak diketahui nilai akan datang, Diketahui nilai awal
Jika
suatu jumlah P rupiah ditanamkan pada suatu saat sekarang dan i merupakan
tingkat bunga per periode (keuntungan atau pertumbuhan), jumlahnya akan
meningkat dari sebesar P menjadi P+Pi = P(1+i) pada akhir periode
pertama; pada akhir dari dua periode besarnya akan meningkat menjadi
P(1+i)(1+i) = P(1+i)2 ; pada akhir dari tiga periode, besarnya akan
meningkat menjadi P(1+i)2 (1+i) = P(1+i)3; dan pada akhir dari n periode
jumlahnya akan meningkat menjadi :
F = P (1 +i)n
3.10.
Gradien Seragam
Pada deret gradien panjangnya periode adalah N,
tetapi aliran kas dalam periode 1 adalah 0. Beberapa faktor yang mempengaruhi
gradien antara lain nilai sekarang, annuitas, atau nilai masa akan datang.
P = G (P/G, i, N) atau G = P (G/P, i, N) (3.9)
A = G (A/G, i, N) atau G = A (G/A, i, N) (3.10)
F = G (F/G, i, N) atau G = F (G/F, i, N) (3.11)
Beberapa masalah arus kas melibatkan
peneriman-peneriman atau pengeluaran-pengeluaran yang diproyeksikan agar
meningkat atau berkurang.
Jumlah secara konstan, G, pada setiap periode.
Situasi itu dapat dimodelkan dengan suatu kemiringan/gradient yang seragam
(uniformgradient/arithmetic gradient)
3.11. suku bunga terhadap waktu
Suku bunga adalah biaya
yang harus dibayar oleh peminjam atas pinjaman yang diterima dan merupakan
imbalan bagi pemberi pinjaman atas investasinya. Suku bunga mempengaruhi
keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak atau
menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan. Suku bunga dibedakan menjadi dua, suku
bunga nominal dan suku bunga riil. Suku bunga nominal adalah tingkat bunga
(rate) yang dapat diamati di pasar. Sedangkan suku bunga riil adalah konsep
yang mengukur tingkat bunga yang sesungguhnya setelah suku bunga nominal
dikurangi dengan laju inflasi yang diharapkan. Tingkat suku bunga juga
digunakan pemerintah untuk mengendalikan tingkat harga, ketika tingkat harga
tinggi dimana jumlah uang yang beredar di masyarakat banyak sehingga konsumsi
masyarakat tinggi akan diantisipasi oleh pemerintah dengan menetapkan tingkat
suku bunga yang tinggi. Dengan tingkat suku bunga tinggi yang diharapkan
kemudian adalah berkurangnya jumlah uang beredar sehingga permintaan agregat
pun akan berkurang dan kenaikan harga bisa diatasi.
Adapun fungsi suku
bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah:
Sebagai daya tarik bagi
para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.
Suku bunga dapat
digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan
permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya pemerintah
mendukung pertumbuhan suatu sector industry apabila perusahaan-perusahaan dari
industry tersebut akan meminjam dana, maka pemerintah memberi tingkat bunga
yang lebih rendah dibandingkan sector lain.
Pemerintah dapat
memamfaatkan suku bunga untuk mengontrol uang yang beredar.
Suku bunga merupakan
tolak ukur dari kegiatan perekonomian suatu negara yang berimbas pada kegiatan
perputaran arus keuangan perbankan, inflasi, investasi dan pergerakan currency
disuatu negara. Perlu diketahui biasanya negara-negara besar seperti Amerika,
Inggris dan negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa merupakan negara yang
memiliki currency terbesar dalam transaksi di bursa. Aktivitas ekonomi yang
terjadi di negara-negara memiliki pengaruh fundamental terhadap perekonomian
dunia.
Akhir bulan September
ini Central Bank disetiap negara akan mengeluarkan data suku bunga yang
pengaruhnya sangat besar terhadap mata uang negara itu sendiri maupun berimbas
pada currency lainnya. Katakanlah Bank of England (BoE) akan mengeluarkan
statement suku bunga pada pertemuan MPC Meeting Minutes, Rabu 23 Sept 2009,
Federal Reserve Districts (FED) oleh Amerika yang akan mengeluarkan dalam FOMC
Statement dan Federal Funds Rate, Kamis 24 Sept 2009 dini hari, Bank of Japan
(BoJ) dan Euro Central Bank (ECB) diperkirakan bulan Oktober baru update suku
bunga. Data yang di keluarkan oleh bank sentral selalu menjadi tolak ukur dalam
menganalisa dan memprediksi harga hingga penutupan perdagangan di pasar global.
Di samping itu, kebijakan moneter yang di ambil oleh pemimpin negara-negara
kapital itu mampu menghempaskan maupun mendongkrak mata uang negara yang
bersangkutan.
Kenaikan interest rate
oleh The Fed akan direspon para pelaku pasar dan para penanam modal untuk
memanfaatkan moment tersebut guna meningkatkan produksinya dan menanamkan
investasinya. Seiring dengan itu, akan berdampak juga pada jumlah produksi yang
bertambah dan tenaga kerja yang juga akan semakin bertambah. Akibatnya ekspor
bertambah dan jumlah pengangguran menurun, sehingga devisa yang masuk ke negara
tersebut semakin menguatkan dollar terhadap mata uang lain. Demikian pula
sebaliknya, bila suku bunga menurun, produksi industri akan berkurang karena produsen
akan membatasi kerugian. Apabila jumlah produksi berkurang, maka akan
melemahkan mata uang tersebut. Demikian pula yang terjadi di negara lain
seperti Uni Eropa, Inggris, Jepang dan lainnya. Disisi lain kenaikan suku bunga
justru sangat dikhawatirkan oleh para kreditur dan tingkat penjualan perumahan
yang semakin menurun karena membuat pajak pinjaman modal dan kredit perumahan
semakin meningkat, tanpa didukung dalam kelancaran produksi dan bisnis yang
menunjang, akan berimbas pada kredit macet seperti halnya kasus sublime
mortgage yang terjadi pada tahun 2007 yang berbuntut pada krisis di Amerika
Serikat. Hal inilah yang harus disikapi dalam pengaturan kebijakan suku bunga
disuatu Negara. Ada beberapa hal yang harus diwaspadai dalam menaikkan dan menurunkan
suku bunga yang semuanya harus berpihak pada kesejahteraan rakyat dalam negeri
sebagai prioritas utama. Dampak ekonomi yang harus diwaspadai dalam perubahan
suku bunganya diantaranya adalah :
• GDP (Gross Domestik
Product) sebagai indikator tingkat kesehatan pertumbuhan ekonomi Negara,
meliputi Konsumsi + Investasi + Pengeluaran Pemerintah + (Ekspor-Impor) apabila
peningkatan suku bunga mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi maka interest rate
(IR) perlu dinaikkan demikian juga sebaliknya.
• Kredit Perumahan
Rakyat
Pengadaan perumahan
merupakan bagian terpenting dalam menunjang kesejahteraan hidup manusia,
pentingnya data ini terletak pada kemampuannya untuk memicu perubahan kondisi
perekonomian, memprediksi perubahan tingkat pertumbuhan. Turunnya jumlah unit
perumahan baru dapat memperlambat perekonomian dan mendorong ke arah resesi.
Sebaliknya, peningkatan pada jumlah unit perumahan baru mengindikasikan
tumbuhnya perekonomian. Peningkatan bulanan yang melebihi perkiraan diartikan
sebagai indikasi naiknya tekanan inflasi. Masalahnya kenaikan interest rate
kadang menghambat daya beli masyarakat terhadap perumahan baru dan suku bunga
pinjaman (KPR) yang masih dalam masa pembayaran jangka panjang. Problem inilah
yang kadang kebijakan kenaikan interest rate sangat tidak disukai oleh rakyat
kecil. Contohnya belakangan The Fed selama hampir setahun ini tetap
mempertahankan suku bunga rendah < 0.25 % dalam rangka menguatkan ekonomi
kerakyatan.
• Tingkat Pengangguran
(Unemployment Rate)
Dampak yang harus
diperhatikan dalam kebijakan naik-turunnya suku bunga apakah semakin
meningkatkan peluang usaha dan peluang kerja atau malah justru meningkatkan
pengangguran dan PHK. Meski merupakan data yang sangat umum dikenal (karena
simple dan ada implikasinya dengan politik), Unemployment/Jobless Rate adalah
indeks tingkat pengangguran atau yang aktif mencari lowongan pekerjaan namun
belum mendapatkan pekerjaan. Unemployment Rate berpengaruh terhadap sinyal
perubahan tren perekonomian Negara.
Hal-hal inilah yang
menjadi dampak utama atas kebijakan kenaikan atau turunnya suku bunga yang bisa
sangat mempengaruhi makro ekonomi suatu Negara. Sekarang untuk prediksi kedepan
apakah Amerika masih akan mempertahankan suku bunga rendahnya? Untuk situasi
saat ini kebijakan ini amat tepat dan masih relevan untuk dipertahankan. Tapi
bagaimana jika ternyata kebijakan The Fed berubah dengan menaikkan suku
bunganya, apa yang harus dilakukan oleh para pelaku pasar, bagaimana dampaknya
dengan rakyat kecil, apakah semakin sejahtera, terus bagaimana dampaknya dengan
pergerakan currency USD dan mata uang lainnya.
3.12. Tingkat Suku Bunga Nominal dan Suku Bunga
Efektif
Suku bunga dibedakan menjadi dua, suku bunga
nominal dan suku bunga riil. Suku bunga nominal adalah rate yang dapat diamati
di pasar. Sedangkan suku bunga riil adalah konsep yang mengukur tingkat
bunga yang sesungguhnya setelah suku bunga nominal dikurangi dengan
laju inflasi yang diharapkan.
Tingkat suku bunga juga digunakan pemerintah untuk
mengendalikan tingkat harga, ketika tingkat harga tinggi dimana jumlah uang
yang beredar di masyarakat banyak sehingga konsumsi masyarakat tinggi akan
diantisipasi oleh pemerintah dengan menetapkan tingkat suku bunga yang tinggi.
Dengan tingkat suku bunga tinggi yang diharapkan kemudian adalah berkurangnya
jumlah uang beredar sehingga permintaan agregat pun akan berkurang dan kenaikan
harga bisa diatasi.
Secara teori tingkat bunga yang dibayarkan bank
adalah tingkat bunga nominal yang merupakan penjumlahan tingkat bunga riil
ditambah inflasi (Mankiw,2003). Adanya kenaikan atau penurunan inflasi akan
berdampak pada kenaikan atau penurunan tingkat bunga kredit.
Pada tahun 2002, kondisi makroekonomi menunjukkan
perkembangan yang kondusif. Ini terlihat dari terkendalinya uang primer, serta
laju inflasi dan nilai tukar yang menunjukkan perkembangan yang positif. Oleh
karena itulah, Bank Indonesia mulai memberikan sinyal penurunan tingkat bunga
secara bertahap. Hal ini dilakukan melalui penurunan tingkat bunga instrumen
moneter yang salah satunya adalah SBI. Walaupun tingkat bunga SBI mengalami
penurunan, tingkat bunga kredit relatif rigid.
Suku bunga kredit yang ada pada saat ini dianggap
beberapa kalangan baik dari pelaku bisnis maupun pakar ekonomi belum optimal.
Mereka menuntut agar Bank Indonesia selaku penguasa moneter mempengaruhi suku
bunga deposito dan suku bunga kredit berkaitan dengan turunnya SBI agar dapat
meningkatkan atau mengembangkan sektor riil lewat kegiatan investasinya. Namun
tuntutan itu belum atau baru sedikit yang dipenuhi (Info Bank, 2004).
Masih relatif tingginya suku bunga kredit di
tengah-tengah masih adanya ketidakpastian prospek usaha tentu saja akan
mengurangi semangat sektor dunia usaha untuk melakukan investasi. Walaupun
dilihat dari beberapa indikator, fungsi intermediasi perbankan melalui
penyaluran kredit telah menunjukkan perbaikan, namun dalam kenyataannya
penyaluran kredit perbankan pada sektor riil belum dapat berlangsung dengan
cepat karena berbagai permasalahan yang dihadapai oleh sektor riil itu sendiri
meskipun hal tersebut juga ada kaitannya dengan konsolidasi internal di
perbankan.
Gejolak suku bunga dan inflasi menjadi dua faktor
penting yang mempengaruhi aktivitas penyaluran kredit. Keduanya tidak hanya
mendorong suku bunga kredit, tapi juga membuat risiko kredit macet menjadi
besar. Tetapi dalam kondisi seperti ini, kegiatan kredit perbankan harus tetap
berlangsung.
Suku Bunga Nominal
Suku bunga nominal adalah suku bunga yang biasa kita
lihat bank atau media cetak. Misalnya perusahaan meminjam uang dari bank
sebesar $100.000 selama setahun pada suku bunga nominal 10%, maka pada akhir
tahun perusahaan harus mengembalikan pinjaman tersebut sebesar $110.000 (yaitu
$100.000 x 10%).
Suku bunga nominal cenderung naik seiring dengan angka inflasi. Jika, misalnya, bank memberlakukan suku bunga 10% pada ekspektasi inflasi selama satu tahun ke depan adalah 0%, maka bank mungkin akan memberlakukan suku bunga 13% jika ekspektasi inflasinya adalah 3%.
Suku bunga nominal cenderung naik seiring dengan angka inflasi. Jika, misalnya, bank memberlakukan suku bunga 10% pada ekspektasi inflasi selama satu tahun ke depan adalah 0%, maka bank mungkin akan memberlakukan suku bunga 13% jika ekspektasi inflasinya adalah 3%.
disebut juga tingkat suku bunga ekuivalen
tahunan (equivalent annual rate, EAR). Tingkat suku bunga ini adalah
tingkat suku bunga yang akan menghasilkan nilai akhir (di masa depan) yang sama
menurut bunga majemuk tahunan seperti juga pada bunga majemuk yang lebih sering
dengan memberikan suatu tingkat suku bunga nominal tertentu. Semua
tingkat suku bunga nominal dapat dikonversi menjadi tingkat suku bunga
ekuivalen tahunan, atau EFF%. Ketika melakukan perbandingan di antara
beberapa pinjaman atau investasi yang melakukan pembayaran pada jangka waktu
yang berbeda-beda, harus menggunakan EEF%.
tingkat bunga yang sesungguhnya dibebankan dalam
setahun; jika suku bunga dibebankan sekali setahun, tingkat bunga nominal sama
dengan suku bunga efektif; atau
gambaran mengenai pendapatan/hasil atas nilai
suatu instrumen utang yang dimiliki
dibandingkan dengan nilai instrumen pada saat harga pembelian (effective rate)
Jika tingkat bunga nominal lebih rendah daripada
tingkat bunga efektif, maka akan terjadi diskonto.
Sebaliknya, jika tingkat bunga nominal lebih tinggi daripada tingkat bunga
efektif, maka akan terjadi premium.
RUMUS BUNGA NOMINAL & EFEKTIF
n Suku bunga nominal :
• r = i x M
n Suku bunga efektif :
• ieff = (1 + i)M -1
atau
• ieff = (1 + r/M)M -1
• dimana : ieff = suku bunga efektif
• r = suku bunga nominal tahunan
• i = suku bunga nominal per periode
• M = jumlah periode majemuk per satu tahun
Contoh Soal:
Apabila suku bunga nominal per
tahun adalah 15%, yang mana
dalam satu tahun terdiri dari 4
kuartal, Berapakah besarnya suku
bunga nominal untuk setiap kuartal
• r = 15%
• M = 3
• i = r / M = 15% / 4 = 3.75% per kuartal
Berapa pula suku bunga efektif per tahun nya ?
n ieff = (1 + i)M -1
= (1 + 0,0375)4 – 1
= 0,1586 atau 15,86% per tahun
n ATAU
n ieff = (1 + r/M)M -1
= (1 + 0,375/4)4 – 1
= 0,1586 atau 15,86%/tahun
Hitung suku bunga efektif per kuartal ?
n suku bunga nominal per kuartal =
3.75% (= r)
n M = 1/4 tahun = 0,25 dalam satu
tahun
n ieff = (1 + r/M)M -1
= (1 + 0,0375/0,25)0,25 – 1
= 0,0355 atau 3,55%
Sumber :
Saya Widaya Tarmuji, saya menggunakan waktu ini untuk memperingatkan semua rekan saya INDONESIANS. yang telah terjadi di sekitar mencari pinjaman, Anda hanya harus berhati-hati. satu-satunya tempat dan perusahaan yang dapat menawarkan pinjaman Anda adalah TRACY MORGAN LOAN FIRM. Saya mendapat pinjaman saya dari mereka. Mereka adalah satu-satunya pemberi pinjaman yang sah di internet. Lainnya semua pembohong, saya menghabiskan hampir 32 juta di tangan pemberi pinjaman palsu.
BalasHapusTapi Tracy Morgan memberi saya mimpi saya kembali. Ini adalah alamat email yang sebenarnya mereka: tracymorganloanfirm@gmail.com. Email pribadi saya sendiri: widayatarmuji@gmail.com. Anda dapat berbicara dengan saya kapan saja Anda inginkan. Terima kasih semua untuk mendengarkan permintaan untuk saran saya. hati-hati
KABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.
Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.